Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Rasul
Hari ini dapat kesempatan untuk berbagi dengan para ibu di salah satu pertemuan Rumah Keluarga Indonesia di daerah Pengabean kota Tegal. Pertemuan sederhana ini dihadiri sekitar 50 an orang ibu. Pada pertemuan kali ini, materi belajar bersama kita adalah bagaimana meneladani Rasul dalam mendidik anak. Materi hari ini disarikan dari buku Prophetic Parenting (Cara Nabi Mendidik Anak) yang cukup bagus jika dikupas.
Belajar dari Rasul tentunya ibarat menggali ilmu dari sumber yang tak akan pernah ada habis nya untuk dipelajari. Termasuk dalam hal ini tentang bagaimana Rasul mendidik anak. Ada minimal 8 (delapan) hal yang dapat kita pelajari sebagai orang tua dalam mendidik anak dengan berkiblat dari pola didik Rasulullah.
- Menampilkan suri tauladan yang baik .Menjadi orang tua mungkin tidak mudah. Karena harus selalu menjadi contoh yang baik untuk ananda. Contoh terbaik yang dapat dilihat oleh ananda adalah dari perilaku orang tua. Bagaimana orang tua komitmen untuk tidak menggunakan handphone pada waktu-waktu tertentu, bagaimana adab terhadap tamu, bagaimana berperilaku ketika ada makanan yang tidak sesuai dengan selera dan sebagainya. Semua perilaku orang tua itu akan terekam dengan baik di benak ananda. Walk the talk. Adalah hadiah terindah yang diberikan orang tua kepada ananda.
- Mencari waktu yang tepat untuk memberi pengarahan. Hikmah untuk memberikan pengajaran kepada ananda dapat dilakukan dalam beragam aktivitas orang tua dengan ananda. Seperti obrolan orang tua dengan ananda ketika dalam perjalanan, pada waktu makan bersama, dan pada saat ananda sakit.
- Bersikap adil dan menyamakan pemberian untuk anak. Perlakuan tidak adil yang diperoleh anak ketika dia masih kecil akan berdampak ketika dewasa. Hal itu tercermin dari kisah saudara nabi Yusuf . Yaitu ketika mereka berkata “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita ini adalah golongan yang sangat kuat. Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata” (Yusuf:12: 8)
- Menunaikan hak anak. Anak-anak juga memiliki hak yang harus ditunaikan oleh kedua orang tuanya. Diantaranya adalah hak untuk mendapatkan nama yang baik, hak untuk mendapatkan kasih dan sayang dari orang tua, dan hak mendapatkan pendidikan agama yang baik.
- Doa. Larangan mendoakan keburukan untuk anak. Ketika seorang wanita telah menjadi seorang ibu, maka segala ucapan nya akan menjadi doa yang manjur untuk anak-anak nya. Termasuk doa yang baik ataupun perkataan yang buruk. Oleh karena itu jauhkan lisan para ibu dari perkataan doa yang buruk kepada ananda. Gantilah ungkapan anak nakal menjadi anak pintar atau anak yang aktif. Agar vibes yang muncul pun adalah hal yang positif bagi perkembangan anak.
- Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan. Setiap anak akan lebih termotivasi apabila kedua orang tuanya ikut berperan pada saat si anak akan melakukan hal-hal kebaikan.
- Tidak mudah marah. Laa taghdob walakal jannah. Jangan marah bagimu surga. Kadang ketika bersama keluarga, rasa marah akan lebih mudah meletup dibandingkan dengan orang lain. Marah kepada anak-anak gara-gara masalah sepele begitu sering terjadi dibandingkan marah kepada tetangga yang bikin masalah misalnya.
- Tidak mudah mencela. Jika seseorang mencela anaknya, pada dasarnya dia sedang mencela dirinya sendiri. Ketika kita mencela anak karena kesalahannya seharusnya kita berkaca apakah kita sudah memberikan petunjuk dan arahan dengan benar terhadap mereka.
Masih banyak yang dapat dikupas dari sunah yang dituntunkan Rasulullah dalam mendidik anak-anak. Seperti bagaimana Rasul mengajarkan kita untuk tidak berlaku kasar dalam memperlakukan anak-anak, mengajak mereka untuk berpikir dewasa dan pelan-pelan memberikan penyadaran akan tanggung jawab mereka. Menjadi pekerjaan rumah buat kita para orang tua untuk tidak pernah berhenti belajar tentang pendidikan anak.
Semangat belajar ayah bunda …. 🙂
NurAini
Kerren Bu Yeni, terimakasih pencerahannya